Setiap wanita pasti ingin tampil
cantik, meski bukan untuk dipuji namun untuk kesenangan diri sendiri. Namun
sudah 6 bulan terakhir ini ada hal yang selalu mengganjal dipikiranku.
Penyebabnya bukan jodoh tapi jerawat di wajah. Sedih iya, kepikiran pasti!!
Awalnya aku mencoba cuek, namun hingga
aku berada disuatu masa semua orang yang bertemu bertanya kenapa aku jadi
berjerawat, padahal dulunya mukaku mulus bagai pantat bayi (oke, yang ini
berlebihan).Hingga akhirnya nemu twit ini yang bisa mewakili perasaan aku
banget!!
Kondisi ini menurut Kobler-Ross dapat
disimpulkan bahwa, ada 5 tahap kesedihan manusia. Rasanya teori ini bener
banget untuk menjelaskan perasaanku saat itu. Fase-fase tersebut adalah :
1.
Denial (Penyangkalan)
Penyangkalan hadir sebagai pertahanan sementara untuk
diri sendiri. Hal itulah yang pertama kali saya lakukan saat mengetahui muka
sudah berjerawat, selalu menyangkal jika harus segera ada tindakan dan
menganggap itu hanya pengaruh hormonal dan akan segera menghilang.
2.
Anger (Marah)
Hal yang paling umum setelah melakukan
penyangkalan adalah marah. Marah terhadap diri sendiri kenapa ini semua bisa
terjadi padaku (halah..drama).
3.
Bargaining (Tawar Menawar)
Setelah lelah dengan menyalahkan diri
sendiri tibalah pada fase tawar-menawar dan berandai-andai. Kenapa dulu saat
jerawat masih satu tidak segera diatasi?
4.
Depression (Depresi)
Puncak dari tahapan kesedihan adalah
fase depresi, fase terberat yang harus dihadapi. Awalnya saya biasa aja dengan
muka brerjerawat, kini mulai terusik karena hampir setiap orang yang kujumpai
menanyakan kenapa muka ini jadi mengenaskan dan mulai membandingkan dengan
mukaku yang dulu putih, cantik, merona (ini lebay..hahaha) Dalam hati selalu
saja berkata please deh, kaya gak pernah liat orang jerawatan aja.
5.
Acceptance (Penerimaan)
Dari banyaknya orang yang bertanya
mengenai mukaku yang jerawatan, akhirnya fase akhir yang harus saya hadapi
adalah penerimaan. Menerima jika saat ini kondisi muka memang berjerawat dan
saya tidak boleh tinggal diam. Sudah saatnya saya menemui dokter spesialis
kulit, mengingat sudah banyak metode pengobatan yang kucoba mulai facial anti
acne, masker madu, masker lidah buaya, minum obat jerawat, pakai salep anti
jerawat Cuma saran yang harus segera nikah aja yang belum dicoba.
Entah apa korelasinya jerawatan sama
tanda harus cepet nikah, diiyakan ajalah namanya juga saran.
Cukup sampai disini cerita She Was
Pretty, dipostingan selanjutnya saya akan menceritakan kisah tentang bagaimana
saya menjalani hidup sebagai survivor jerawat. Semoga postingan ini berguna
bagi kamu yang juga pernah merasa diposisiku.
Buat yang tidak pernah merasakan
diposisi ini, please don’t judge!!
Terimakasih telah menyempatkan
membaca. J