Cerita Umroh 2016 (part 2)

Senin, 02 Januari 2017

14 Desember 2016 (Madinah)

Hari ini acaranya padat dan saatnya City tour kota Madinah, Ustadz yang menjadi tour leader selama umroh adalah Ust. Salam, Alhamdulillah dapat pembimbing yang sabar dan senang bercanda sehingga saat berdakwah menceritakan kisah napak tilas penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW diselingi dengan candaan agar tidak membosankan.

Ziarah kota Madinah antara lain menikmati Masjid Ijabah, Masjid Quba, Kebun kurma, Jabal Uhud, dan melewati Masjid Qiblatain. Jika berkunjung ke Madinah, wajib hukumnya mengunjungi Masjid Quba karena merupakan Masjid terbesar kedua di Madinah setelah Masjid Nabawi.
“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya (Rasulullah SAW) kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia salat di dalam Masjid Quba, maka baginya pahala seperti pahala umroh," demikian menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Bin Sahl Hunaif radhiyallahu'anhum.”

Sesuai dengan hadist riwayat tersebut, melihat pahala yang dijanjikan maka tidak heran jika banyak umat yang berebut untuk sholat di dalamnya. Kami pun Alhamdulillah berkesempatan sholat disana, untuk memasukinya pun kami diberikan ujian sabar yang luar biasa karena harus dorong-dorongan berebut memasukinya, dalam hati hanya bisa beristighfar dan memohon perlindungan pada ALLAH karena badan yang tergencet kanan – kiri oleh jamaah lain yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari kami. Setelah melakukan sholat kami beranjak keluar Masjid, anehnya saat keluar jalanan sangat longgar, bahkan bisa dibuat berlari berbeda dengan usaha kita saat akan memasukinya. Mungkin ini ujian dari ALLAH untuk umat yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkan Ridhonya. Semoga ibadah kami di Masjid Quba’ diterima ALLAH SWT. Amin 


Selanjutnya kami menyempatkan berkunjung ke Jabal Uhud, Umat Islam cukup mengenal gunung ini karena di sinilah pernah terjadi perang besar antara umat Islam dan tentara Quraisy.

Jabal Uhud adalah gunung yang dinyatakan Nabi kelak akan berada di Surga. Uhud artinya  ‘penyendiri’. Jabal Uhud adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW. Setiap tahun gunung ini diziarahi Nabi, sehingga kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh para Khalifah setelah Nabi wafat. Kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jemaah haji dan umrah.



Setelah itu kami berkesempatan mampir ke perkebunan kurma Fadh, disana tidak hanya menjual kurma asli Madinah namun juga coklat. Bagiku ini adalah cuilan surga di dunia, karena kita bebas boleh makan sepuasnya secara gratis, jika dibawa pulang baru bayar.hehehe



Setelah seharian berkeliling kami kembali ke hotel dan mendengarkan penjelasan manasik Umroh oleh KH.Abdurrachim Radji, beliau merupakan Mutowif sekaligus ketua rombongan kami dari Surabaya. Beruntungnya kami bisa dibimbing oleh beliau yang sabar dan sangat mengayomi kami semua, selain itu Abah Rokim (panggilan beliau) juga sangat perhatian terhadap semua jemaah termasuk kami (saya dan adek) yang sudah dianggap sebagai anak sendiri selama disana bahkan hingga saat inipun kami masih berhubungan baik.

Setelah pengarahan untuk pemantapan manasik umroh, kami pun kembali ke kamar untuk istirahat sebentar karena nanti malam akan ziarah ke makam Baginda Rasululloh SAW.

Pukul 22.00 kami berkumpul di Masjid Nabawi, kami masuk melalui pintu 25, karena pintu tersebut adalah pintu terdekat dari hotel yang berjarak kurang lebih hanya 100m menuju Masjid, sehingga dari halaman hotel sudah terlihat pelataran Masjid Nabawi. 

Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga umat diseluruh belahan dunia berebut ingin berdoa disini, termasuk kami.

Berbeda dengan pria yang bisa berkunjung kapanpun, kami wanita harus menunggu jam dibukanya Raudlah. Bersama para rombongan ibu-ibu yang jumlahnya tidak sampai 20 orang (tidak semua ikut karena ada yang capek dan adapula yang sudah kesana di pagi hari). Kami dibimbing oleh Ustadzah untuk memasuki Raudlah, disunnahkan untuk memberikan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan sholat tahiyatul masjid saat memasukinya. Sembari antri memasukinya kami dianjurkan banyak berzikir dan bersholawat. Meski disini ramai namun jalur untuk memasukinya tergolong lebih tertib dIbanding Masjid Quba’. Dan sudah ada jalur khusus untuk penyandang disabilitas agar bisa beribadah dengan nyaman di Raudlah.

Saking ramainya disini kami harus membuat barikade agar bisa solat, sehingga saat itu kami bertiga bergantian sholat dan saling menjaga dengan cara membuat lingkaran dan sholat didalamnya. Saat itu kami melakukan sholat sunnah 2 rokaat dan memanjatkan doa secara cepat mengingat harus bergantian yang lainnya. Saat akan kembali kami melihat ada rombongan yang kesusahan menjaga orang yang sholat karena jamaah berdesakan, kami pun membantu menjadi barikade. Beruntungnya kami, kami pun diberikan kesempatan sholat lagi, kali ini lebih khusyuk karena yang menjaga lebih banyak. Terimakasih kerjasamanya untuk jemaah dari Malaysia yang waktu itu bersama kami. Kamipun juga menyempatkan diri mendekati area makan Nabi Muhammad SAW, meski tidak bisa melihat bagian dalamnya, kami sudah bahagia Ya Nabi bisa sedekat ini di kediamanMu.

Selesailah rangkaian ibadah kami di Raudlah, dan kami kembali ke hotel untuk istirahat, karena besok adalah waktu untuk umroh. 

(bersambung)

Cerita Umroh 2016 (Part 1)

Bismillahirohmanirrohim,
Kali ini saya akan menuliskan perjalanan umroh kami selama 9 hari (12 Desember 2016 – 20 Desember 2016) bersama Arminareka Perdana.
Sebenarnya keputusan untuk umroh tergolong cepat. Ini seperti doa yang dikabulkan oleh ALLAH, karena di awal tahun 2015 saat saya dan adik mengurus passport, ibu berkata jika ada rejeki lebih Insyaallah kita akan berangkat umroh. Dan Alhamdulillah itu semua terwujud pada akhir 2016. Persiapan dokumen, suntik vaksin hingga manasik Umroh tergolong cepat dan Alhamdulillah berjalan lancar. Sebelum berangkat pun rasanya masih belum percaya bahwa kami akan ke Tanah Suci secepat ini. Rasanya diri ini masih belum pantas, karena melihat ibadah yang masih belum sempurna. Kami berangkat berbekal niat dan pasrah kepada ALLAH agar diberi perlindungan hingga kembali ke Tanah Air kembali. 

12 Desember 2016 (Surabaya – Jeddah – Madinah)
Hari keberangkatan pun telah tiba, ini merupakan hadiah paling membahagiakan diumur yang ke 26 tahun. Hanya bisa berkata Alhamdulillah, senangnya sudah tidak bisa lagi diungkapkan.
Sesuai arahan dari travel kami diharuskan berkumpul di Juanda pukul 05.00, dan rencanaya akan take off pukul 09.30 dengan GA 984. Namun kenyataannya kami baru berangkat kurang lebih pukul 13.30 karena delay. Sabar ya, ini ujian sabar dari ALLAH. Perjalanan menuju Jeddah berlangsung selama 10 Jam kami tiba kira-kira pukul 20.30 waktu setempat. Setelah mengurus proses imigrasi dan pengambilan koper, kami melanjutkan perjalanan menuju Madinah kira-kira ditempuh perjalanan darat selama 5 jam. Sebagai informasi saja, Indonesia menunjukkan waktu lebih cepat 4 jam dibandingkan dengan Saudi Arabia.



13 Desember 2016 (Madinah)
Ya Nabi Salam Alaika..
Memasuki Madinah tak lupa kami berdoa dan memberikan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Sungguh saat memasukinya hati terasa tentram karena Madinah adalah tanah haram atau tanah suci selain Mekkah. Nabi memang sangat mencintai kota ini. Beliau menghabiskan kurang lebih 10 tahun sisa hidupnya dan meninggal di Madinah. Saking cintanya Nabi terhadap Madinah, Nabi mendoakan keberkahan bagi kota ini. Bahkan Nabi meminta kepada Allah agar menjadikan keberkahan Madinah dua kali daripada keberkahan yang telah dilimpahkan pada Mekkah.

Selain dilimpahi keberkahan, Madinah juga dijamin menjadi kota yang paling aman di dunia. Kezaliman dan kemaksiatan di kota ini diharamkan. Dan apabila kita mendirikan sholat di Masjid Nabawi diriwayatkan nilainya lebih baik dari seribu salat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram Mekkah. Karena sholat di Masjidil Haram Makkah setara dengan seratus ribu salat di selainnya.



Sholat pertama di Masjid Nabawi adalah sholat subuh, di Arab adzan subuh ada 2 kali. Adzan pertama kira-kira pukul 04.30 untuk membangunkan orang-orang yang tidur, dan adzan kedua sekitar pukul 05.30 untuk melakukan sholat subuh. Sembari menunggu dianjurkan banyak beristighfar dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar kelak di akhirat kita semua termasuk golongan yang beruntung memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW. Amin ya Rabb.
Setelah melakukan shalat fardhu, jemaah melakukan sholat 1 rokaat tanpa rukuk dan sujud, kami sempat bingung karena tidak tahu sholat apa itu. Setelah bertanya kepada mutowif (pembimbing umroh) ternyata sholat tsb adalah sholat jenazah atau solat ghoib, karena setiap hari selalu ada yang meninggal dan disholatkan di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Subhanallah, sungguh beruntung orang yang mendapatkan kemulyaan disholatkan disana. Acara pada hari ini bebas saat itu kami manfaatkan untuk beristirahat, jalan-jalan berkeliling sekitar dan beribadah ke Masjid Nabawi.

Oh iya sebagai informasi saja disini sebelum memasuki masjid, tas akan diperiksa oleh ranger di Masjid, entah apa sebutannya untuk wanita bercadar yang menjaga ketertiban disana. Mereka sudah bisa sedikit bahasa Indonesia karena banyaknya jamaah Indonesia maupun Malaysia yang kesana. 

(bersambung)