14 Desember 2016 (Madinah)
Hari ini acaranya
padat dan saatnya City tour kota Madinah, Ustadz yang menjadi tour leader selama umroh adalah Ust.
Salam, Alhamdulillah dapat pembimbing yang sabar dan senang bercanda sehingga
saat berdakwah menceritakan kisah napak tilas penyebaran Islam oleh Nabi
Muhammad SAW diselingi dengan candaan agar tidak membosankan.
Ziarah kota Madinah
antara lain menikmati Masjid Ijabah, Masjid Quba, Kebun kurma, Jabal Uhud, dan
melewati Masjid Qiblatain. Jika berkunjung ke Madinah, wajib hukumnya
mengunjungi Masjid Quba karena merupakan Masjid terbesar kedua di Madinah
setelah Masjid Nabawi.
“Barangsiapa yang
bersuci di rumahnya (Rasulullah SAW) kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia
salat di dalam Masjid Quba, maka baginya pahala seperti pahala umroh,"
demikian menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Bin Sahl Hunaif
radhiyallahu'anhum.”
Sesuai dengan hadist
riwayat tersebut, melihat pahala yang dijanjikan maka tidak heran jika banyak
umat yang berebut untuk sholat di dalamnya. Kami pun Alhamdulillah
berkesempatan sholat disana, untuk memasukinya pun kami diberikan ujian sabar
yang luar biasa karena harus dorong-dorongan berebut memasukinya, dalam hati
hanya bisa beristighfar dan memohon perlindungan pada ALLAH karena badan yang
tergencet kanan – kiri oleh jamaah lain yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar
dari kami. Setelah melakukan sholat kami beranjak keluar Masjid, anehnya saat
keluar jalanan sangat longgar, bahkan bisa dibuat berlari berbeda dengan usaha
kita saat akan memasukinya. Mungkin ini ujian dari ALLAH untuk umat yang
bersungguh-sungguh ingin mendapatkan Ridhonya. Semoga ibadah kami di Masjid
Quba’ diterima ALLAH SWT. Amin
Selanjutnya kami
menyempatkan berkunjung ke Jabal Uhud, Umat Islam cukup mengenal gunung ini
karena di sinilah pernah terjadi perang besar antara umat Islam dan tentara
Quraisy.
Jabal Uhud adalah
gunung yang dinyatakan Nabi kelak akan berada di Surga. Uhud artinya ‘penyendiri’. Jabal Uhud adalah gunung yang
sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW. Setiap tahun gunung ini
diziarahi Nabi, sehingga kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh para Khalifah
setelah Nabi wafat. Kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para
jemaah haji dan umrah.
Setelah itu kami
berkesempatan mampir ke perkebunan kurma Fadh, disana tidak hanya menjual kurma
asli Madinah namun juga coklat. Bagiku ini adalah cuilan surga di dunia, karena
kita bebas boleh makan sepuasnya secara gratis, jika dibawa pulang baru bayar.hehehe
Setelah seharian berkeliling
kami kembali ke hotel dan mendengarkan penjelasan manasik Umroh oleh KH.Abdurrachim Radji,
beliau merupakan Mutowif sekaligus ketua rombongan kami dari Surabaya.
Beruntungnya kami bisa dibimbing oleh beliau yang sabar dan sangat mengayomi kami
semua, selain itu Abah Rokim (panggilan beliau) juga sangat perhatian terhadap
semua jemaah termasuk kami (saya dan adek) yang sudah dianggap sebagai anak
sendiri selama disana bahkan hingga saat inipun kami masih berhubungan baik.
Setelah pengarahan
untuk pemantapan manasik umroh, kami pun kembali ke kamar untuk istirahat
sebentar karena nanti malam akan ziarah ke makam Baginda Rasululloh SAW.
Pukul 22.00 kami
berkumpul di Masjid Nabawi, kami masuk melalui pintu 25, karena pintu tersebut
adalah pintu terdekat dari hotel yang berjarak kurang lebih hanya 100m menuju
Masjid, sehingga dari halaman hotel sudah terlihat pelataran Masjid Nabawi.
Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga umat diseluruh belahan dunia berebut ingin berdoa disini, termasuk kami.
Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga umat diseluruh belahan dunia berebut ingin berdoa disini, termasuk kami.
Berbeda dengan pria yang bisa berkunjung kapanpun, kami wanita harus menunggu jam dibukanya Raudlah. Bersama para rombongan ibu-ibu yang jumlahnya tidak sampai 20 orang (tidak semua ikut karena ada yang capek dan adapula yang sudah kesana di pagi hari). Kami dibimbing oleh Ustadzah untuk memasuki Raudlah, disunnahkan untuk memberikan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan sholat tahiyatul masjid saat memasukinya. Sembari antri memasukinya kami dianjurkan banyak berzikir dan bersholawat. Meski disini ramai namun jalur untuk memasukinya tergolong lebih tertib dIbanding Masjid Quba’. Dan sudah ada jalur khusus untuk penyandang disabilitas agar bisa beribadah dengan nyaman di Raudlah.
Saking ramainya disini
kami harus membuat barikade agar bisa solat, sehingga saat itu kami bertiga
bergantian sholat dan saling menjaga dengan cara membuat lingkaran dan sholat
didalamnya. Saat itu kami melakukan sholat sunnah 2 rokaat dan memanjatkan doa secara
cepat mengingat harus bergantian yang lainnya. Saat akan kembali kami melihat
ada rombongan yang kesusahan menjaga orang yang sholat karena jamaah berdesakan,
kami pun membantu menjadi barikade. Beruntungnya kami, kami pun diberikan kesempatan
sholat lagi, kali ini lebih khusyuk karena yang menjaga lebih banyak.
Terimakasih kerjasamanya untuk jemaah dari Malaysia yang waktu itu bersama
kami. Kamipun juga menyempatkan diri mendekati area makan Nabi Muhammad SAW,
meski tidak bisa melihat bagian dalamnya, kami sudah bahagia Ya Nabi bisa sedekat
ini di kediamanMu.
Selesailah rangkaian
ibadah kami di Raudlah, dan kami kembali ke hotel untuk istirahat, karena besok
adalah waktu untuk umroh.
(bersambung)
(bersambung)